Adhi: http://profiles.friendster.com/adhihooyahayoo
Ardian: http://profiles.friendster.com/55814065
Christian: http://profiles.friendster.com/57005835
Nugroho: http://profiles.friendster.com/hohofw
Hardono: http://profiles.friendster.com/56349331
Rabu, 20 Februari 2008
Rabu, 13 Februari 2008
Sejarah Komik dan Manga
Ternyata pengertian komik banyak lho. Menurut Will Eisner dalam bukunya Graphic Storytelling, komik adalah tatanan gambar dan balon kata yang berurutan. Scott McCloud punya pendapat lain lagi, katanya dalam buku Understanding Comics, komik didefinisikan sebagai gambar yang menyampaikan informasi atau menghasilkan respon estetik pada yang melihatnya. Ada juga yang menyebut komik sebagai cerita bergambar, gambar yang dinarasikan, kisah ilustrasi, picto-fiksi dan lain-lain. Hmm, banyak banget ya defenisi komik, untuk memudahkan, kita sebut saja sebagai cerita bergambar, seperti yang disebut oleh Zam Nuldyn, komikus Medan. Kapan munculnya komik masih menjadi perdebatan. Menurut Scot McCloud komik bisa jadi bermula dari tulisan hiroglyph Mesir, emaki Jepang atau manuskrip kuno Amerika Tengah. Tapi, menurut Roger Sabin, komik semestinya merupakan istilah untuk kisah bergambar yang dicetak. Meski demikian, pengertian ini rancu sebab film animasi kan juga kisah bergambar yang dibuat atau dicetak dengan media tertentu.Menurut penelusuran Sabin, komik paling awal adalah komik cetak karya Francis Barlow berjudul A True Narrative of the Horrid Hellish Popish Plot (1682) dan The Punishments of Lemuel Gulliver oleh William Hogarth (1726). Tapi Eddie Campbell menolak kesimpulan Sabin, sebab menurut Campbell karya dua penulis itu mestinya digolongkan pada kartun. Sama halnya dengan komik karya Rowlandson tahun 1782, yang membuat kartun bertema politik dan ditambah narasi. Karya para kartunis itu lebih tepat disebut gambar yang dinarasikan.(Uh, kayaknya ribet ya. Soal defenisi dan sejarah awal komik aja, para ahli nggak satu pendapat.) Tahun 1884, komik karya Ally Sloper berjudul Half Holiday dipublikasikan. Komik ini disebut sebagai komik strip majalah pertama. Berikutnya terbitlah terobosan baru dunia perkomikan, yakni kemunculan komik berseri dengan tokoh tetap tahun 1895. Dibuat oleh R.F Outcault, berjudul Hogan's Alley. Komik ini menjadi sangat populer sehingga meningkatkan penjualan koran yang memuatnya. Hogan's Alley menjadi penanda awal bangkitnya komik Amerika. Semangat membuat komik menjalar dimana-mana. Para komikus menciptakan berbagai tokoh cerita yang kemudian jadi populer hingga ke seluruh dunia. Sebut saja Superman yang muncul pertama kali dalam Action Comics#1 tahun 1938.
Manga merupakan istilah untuk komik Jepang. Manga pertama diketahui dibuat oleh Suzuki Kankei tahun 1771 berjudul Mankaku Zuihitsu. Berikutnya terbit Shiji no yukikai oleh Santo Kyoden (1798). Namun ada juga yang menyebut manga pertama kali muncul abad 12. Manga tersebut berisi kisah lucu tentang hewan dan dibuat oleh banyak seniman. Dewasa ini manga sudah tersebar ke seluruh dunia. Penjualan pertahunnya diperkirakan mencapai ratusan juta dolar. Beberapa yang terkenal dan sudah difilmkan adalah Doraemon, Detektif Conan, Inuyasha, Kungfu Boy, dan Sepatu Kaca.
Manga merupakan istilah untuk komik Jepang. Manga pertama diketahui dibuat oleh Suzuki Kankei tahun 1771 berjudul Mankaku Zuihitsu. Berikutnya terbit Shiji no yukikai oleh Santo Kyoden (1798). Namun ada juga yang menyebut manga pertama kali muncul abad 12. Manga tersebut berisi kisah lucu tentang hewan dan dibuat oleh banyak seniman. Dewasa ini manga sudah tersebar ke seluruh dunia. Penjualan pertahunnya diperkirakan mencapai ratusan juta dolar. Beberapa yang terkenal dan sudah difilmkan adalah Doraemon, Detektif Conan, Inuyasha, Kungfu Boy, dan Sepatu Kaca.
Jumat, 01 Februari 2008
Fujiko Fujio
Hiroshi Fujimoto dan Motoo Abiko lahir di Toyama, Jepang (Fujimoto, 1933; Abiko, 1934). Ketika Fujimoto masih bersekolah di Sekolah Dasar (1944), Abiko pindah ke sekolah Fujio. Mereka berdua saling mengetahui bahwa mereka suka menggambar. Setelah masuk SMP, mereka tetap berteman meskipun berbeda sekolah. Ketika mereka adalah seorang murid SMA(1946 – 1948), mereka terkejut dengan membaca komik karangan Osamu Tezuka, 'Shin-Takarajima'. Mereka berdua terkagum dengan karangan Tezuka Lost World dan Disney Snow White and the Seven Dwarfs, dan mereka menulis surat penggemar kepada mereka. Ketika mereka menjadi murid SMA, mereka memulai menulis manga untuk kolom pembaca dari bermacam - macam penerbit. Mereka memulai karir mereka di Tenshi no Tama-chan. Mereka mendapat uang di sini, jadi mereka mengunjungi rumah Tezuka di Takarazuka, Hyōgo, sebelum mereka lulus SMA.
Karena Fujiko dan Abiko adalah anak sulung, mereka memutuskan untuk menjadi pekerja di peruasahaan gula - gula setelah lulus dari sekolah (1952). Namun, Abiko tidak bekerja di perusahaan gula - gula tetapi bekerja di perusahaan penerbit koran lokal. Namun, Fujimoto tak lama kemudian berhenti bekerja di sana karena sakit. Abiko memutuskan untuk tetap serius dengan membuat manga. Ketika Abiko bekerja di sana, Fujimoto mengarang manga serial. Saat itu, nama samarannya adalah Ashizuka Fujio. Pada tahun 1953 mereka menerbitkan Utopia: The Last World War (UTOPIA: Saigo no Sekai Taisen). Pada tahun 1954, mereka memutuskan untuk pergi ke Tokyo untuk menjadi mangaka. Mereka membuat grup yang bernama Grup Manga Baru (Shin Manga-to) ,dengan Hiroo Terada. Pada mulanya, Fujimoto dan Abiko tinggal di Ryōgoku; namun mereka pindah ke apartemen Tokiwa-so dimana Hiroo tinggal.
Mereka meneruskan untuk menggambar manga. Banyak editor dari penerbit manga ingin bekerja sama dengan mereka. Mereka menjadi mangaka yang populer. Tapi mereka kehilangan pekerjaan pada tahun 1955 sampai awal 1956 karena pada tahun baru 1955 mereka pulang ke Toyama, dan mereka terlalu bersantai sampai melupakan tenggat waktu manga mereka. Setelah kejadian ini, mereka seolah kehilangan kredibilitas. Pada tahun 1959, mereka meninggalkan Tokiwa-so, dan pindah ke Usagi-so, lalu ke Kawasaki, Kanagawa. Fujimoto menikah pada tahun 1962 (pada usia 28 tahun). Setahun setelah itu, Fujiko Fujio memperoleh Penghargaan Shogakukan Manga Award untuk manga mereka Susume Robot dan Tebukuro Tecchan.
Fujimoto dan Abiko mendirikan Studio Zero bersama dengan Shin’ichi Suzuki, Shotaro Ishinomori , Jiro Tsunoda , Kiyoichi Tsunoda, dan satu karyawan. Tidak lama kemudian Fujio Akatsuka bergabung, dan pada puncaknya studio tersebut memiliki 80 karyawan. Mereka memproduksi banyak anime, misalnya, Astro Boy. Fujiko Fujio menghidupkan kembali popularitas mereka sebagai mangaka lagi dengan Qtaro the Ghost in 1964. Mereka berdua melanjutkan untuk menulis manga - manga yang sekarang populer, seperti Hattori the Ninja(Ninja Hattori), Kaibutsu-kun, Pāman, 21-emon, dll. Abiko menikah tahun 1966 pada umur 32.
Fujimoto mulai menulis Doraemon pada tahun 1970, dan pada saat yang sama ia mulai menulis manga untuk anak muda. Pada awal mulanya Doraemon tidak dapat menarik anak - anak. Namun, 3 tahun kemudian, Doraemon menjadi serial animasi di Televisi, dan menjadi karakter yang populer di dunia internasional. Fujimoto diberi hadiah untuk karyanya Doraemon oleh Nihon Mangaka Association pada tahun 1973. Di tempat lain, Abiko menulis Black Salesman (nantinya judulnya akan diganti Warau Salesman), otobiografi Manga-michi, dll. Manga Abiko dititik beratkan pada orang dewasa yang masih muda sedangkan karya Fujimoto dititik beratkan untuk anak - anak.
Fujiko dan Abiko berdua mengelilingi negara - negara. Abiko menulis manga berjudul Mao Zedong berdasarkan perjalanan ke China. Banyak perjalanan membantu Fujiko dalam menulis manga, khususnya T.P. Bon.
Pada tahun 1988, Fujimoto dan Abiko mengakhiri kerja sama mereka, dan setelah itu, mereka bekerja secara independen.
Dari tahun 1980 samapai meninggal, Fujimoto menulis sejumlah seri manga panjang Doraemon setiap tahun. Seri - seri manga tersebut dianimasikan di televisi, dan setiap tahun film animasi tersebut menjadi tambang emas bagi industri perfilman. Pada tahun 1989, Fujimoto memenangkan penghargaan untuk film - film Doraemon. Karya Abiko Ninja Hatoori dan Pro Golfer Saru juga dianimasi di televisi seperti halnya dengan Doraemon.
Karena Fujiko dan Abiko adalah anak sulung, mereka memutuskan untuk menjadi pekerja di peruasahaan gula - gula setelah lulus dari sekolah (1952). Namun, Abiko tidak bekerja di perusahaan gula - gula tetapi bekerja di perusahaan penerbit koran lokal. Namun, Fujimoto tak lama kemudian berhenti bekerja di sana karena sakit. Abiko memutuskan untuk tetap serius dengan membuat manga. Ketika Abiko bekerja di sana, Fujimoto mengarang manga serial. Saat itu, nama samarannya adalah Ashizuka Fujio. Pada tahun 1953 mereka menerbitkan Utopia: The Last World War (UTOPIA: Saigo no Sekai Taisen). Pada tahun 1954, mereka memutuskan untuk pergi ke Tokyo untuk menjadi mangaka. Mereka membuat grup yang bernama Grup Manga Baru (Shin Manga-to) ,dengan Hiroo Terada. Pada mulanya, Fujimoto dan Abiko tinggal di Ryōgoku; namun mereka pindah ke apartemen Tokiwa-so dimana Hiroo tinggal.
Mereka meneruskan untuk menggambar manga. Banyak editor dari penerbit manga ingin bekerja sama dengan mereka. Mereka menjadi mangaka yang populer. Tapi mereka kehilangan pekerjaan pada tahun 1955 sampai awal 1956 karena pada tahun baru 1955 mereka pulang ke Toyama, dan mereka terlalu bersantai sampai melupakan tenggat waktu manga mereka. Setelah kejadian ini, mereka seolah kehilangan kredibilitas. Pada tahun 1959, mereka meninggalkan Tokiwa-so, dan pindah ke Usagi-so, lalu ke Kawasaki, Kanagawa. Fujimoto menikah pada tahun 1962 (pada usia 28 tahun). Setahun setelah itu, Fujiko Fujio memperoleh Penghargaan Shogakukan Manga Award untuk manga mereka Susume Robot dan Tebukuro Tecchan.
Fujimoto dan Abiko mendirikan Studio Zero bersama dengan Shin’ichi Suzuki, Shotaro Ishinomori , Jiro Tsunoda , Kiyoichi Tsunoda, dan satu karyawan. Tidak lama kemudian Fujio Akatsuka bergabung, dan pada puncaknya studio tersebut memiliki 80 karyawan. Mereka memproduksi banyak anime, misalnya, Astro Boy. Fujiko Fujio menghidupkan kembali popularitas mereka sebagai mangaka lagi dengan Qtaro the Ghost in 1964. Mereka berdua melanjutkan untuk menulis manga - manga yang sekarang populer, seperti Hattori the Ninja(Ninja Hattori), Kaibutsu-kun, Pāman, 21-emon, dll. Abiko menikah tahun 1966 pada umur 32.
Fujimoto mulai menulis Doraemon pada tahun 1970, dan pada saat yang sama ia mulai menulis manga untuk anak muda. Pada awal mulanya Doraemon tidak dapat menarik anak - anak. Namun, 3 tahun kemudian, Doraemon menjadi serial animasi di Televisi, dan menjadi karakter yang populer di dunia internasional. Fujimoto diberi hadiah untuk karyanya Doraemon oleh Nihon Mangaka Association pada tahun 1973. Di tempat lain, Abiko menulis Black Salesman (nantinya judulnya akan diganti Warau Salesman), otobiografi Manga-michi, dll. Manga Abiko dititik beratkan pada orang dewasa yang masih muda sedangkan karya Fujimoto dititik beratkan untuk anak - anak.
Fujiko dan Abiko berdua mengelilingi negara - negara. Abiko menulis manga berjudul Mao Zedong berdasarkan perjalanan ke China. Banyak perjalanan membantu Fujiko dalam menulis manga, khususnya T.P. Bon.
Pada tahun 1988, Fujimoto dan Abiko mengakhiri kerja sama mereka, dan setelah itu, mereka bekerja secara independen.
Dari tahun 1980 samapai meninggal, Fujimoto menulis sejumlah seri manga panjang Doraemon setiap tahun. Seri - seri manga tersebut dianimasikan di televisi, dan setiap tahun film animasi tersebut menjadi tambang emas bagi industri perfilman. Pada tahun 1989, Fujimoto memenangkan penghargaan untuk film - film Doraemon. Karya Abiko Ninja Hatoori dan Pro Golfer Saru juga dianimasi di televisi seperti halnya dengan Doraemon.
Akira Toriyama
Akira Toriyama (lahir 5 April 1955) adalah salah satu mangaka di Jepang yang jadi legenda. Ia banyak menelurkan karya-karya hebat, di antaranya Dragon Ball dan Fox Tale. Ia juga pernah membuat karakter untuk game anak-anak yang kemudian diangkat juga ke dalam manga/anime, yaitu Dragon Quest.
Salah satu animenya yang paling terkenal adalah "Dragon Ball", karena telah dibuat sebagai film animasi yang telah diputar secara berulang-ulang di berbagai negara, Indonesia salah satunya.
Salah satu animenya yang paling terkenal adalah "Dragon Ball", karena telah dibuat sebagai film animasi yang telah diputar secara berulang-ulang di berbagai negara, Indonesia salah satunya.
Komik di Indonesia
Rizal Manthovani, Dua Warna, dan Awal Pergerakan Komik Indonesia
Tau toko buku Kinokuniya yang di Plaza Senayan, kan? Ada yang menyebutnya sebagai surga bagi pecinta buku dan komik impor, yang punya uang tentunya. Toko buku tersebut mengadakan acara diskusi tentang komik pada hari Jumat, 27 Agustus 2004, pukul 18.30. Hadir sebagai pembicara Uwi Mathovani & Rizal Manthovani yang datang belakangan. Sedangkan Hikmat Dharmawan yang dikenal sebagai pengamat komik bertindak sebagai moderator.
Berita Foto Acara-acara Komik
Gambar bisa bicara seribu makna. Jadi bukan sekedar nampang kalo komikus-komikus Indonesia muncul di situs ini. Foto-foto yang diambil pada acara-acara komik tersebut bisa dikomentari, kalau kalian mau. Dan buat yang punya koleksi foto dokumentasi acara komik lainnya, kirimkan juga ke situs ini untuk berbagi dengan yang lainnya.Ahhhh... indicomic.com... memang situs suka-suka...
Komik Tak Pernah MatiOleh Donny Anggoro
Komik Indonesia boleh saja mengalami masa surut sejak 1980-an. Komik Indonesia boleh saja kalah pamor dengan serbuan komik asing, terutama komik manga dan produk-produk anime dari Jepang. Komik Indonesia juga boleh saja sulit diproduksi sehingga banyak penerbit lebih suka menerbitkan komik impor. Di tengah-tengah gempuran demikian, komik Indonesia diam-diam terus menggeliat, terutama gerakan komik underground. .
Tentang komikus Oleh Anto Motulz
Pembuat komik Kapten Bandung, komik yang sekian lama belum sempat dirampungkannya (mungkin karena terlalu sibuk jadi art director buat iklan?).Tertangkap basah ada di 'friendster', indicomic.com langsung memaksanya untuk menjawab beberapa pertanyaan untuk dibagi-bagi ke semua pengunjung situs yang gak jelas ini. Bwehh.. .
Komik vs Animasioleh Hafiz Ahmad
Dari Talkshow di Festival Buku JatinangorKomik vs AnimasiDari Talkshow di Festival Buku Jatinangor 2004, 6 Mei 2004Pada tanggal 6 Mei yang lalu, saya dan Salman diundang sebagai pembicara dalam talkshow bertema "Komik vs Animasi" yang diadakan Himpunan Mahasiswa Ilmu Informasi dan Komunikasi - Universitas Padjadjaran, sebagai bagian dari acara Festival Buku Jatinangor 2004 di kampus Unpad di Jatinangor. Talkshow sendiri berlangsung santai di GOR Pakuan, dan diisi dengan dua sesi materi serta ditutup dengan sesi tanya jawab.
Dalam Bayangan Mangaoleh Seno Gumira Ajidarma Benarkah komik Indonesia tidak ada lagi sekarang? Masalahnya, apakah yang disebut komik Indonesia itu? Jika yang dimaksud adalah komik yang dibuat oleh orang Indonesia, maka sebetulnya banyak juga komik Indonesia itu : bahkan termasuk yang sangat berkepribadian, dan karena itu mempunyai identitas yang mandiri. Dalam hal ini bisa saya sebut misalnya dua buku seri Tomat (“Perang” dan “Sakit”) karya Libra, nama samaran Rachmat Riyadi. Namun saya justru tertarik dengan fenomena komik Indonesia yang tidak berkepribadian dan tidak mempunyai identitas mandiri, yang dibuat para seniman komik yang tidak merasa bikin komik jika komiknya belum mirip sekali dengan komik-komik Jepang alias manga.
Tau toko buku Kinokuniya yang di Plaza Senayan, kan? Ada yang menyebutnya sebagai surga bagi pecinta buku dan komik impor, yang punya uang tentunya. Toko buku tersebut mengadakan acara diskusi tentang komik pada hari Jumat, 27 Agustus 2004, pukul 18.30. Hadir sebagai pembicara Uwi Mathovani & Rizal Manthovani yang datang belakangan. Sedangkan Hikmat Dharmawan yang dikenal sebagai pengamat komik bertindak sebagai moderator.
Berita Foto Acara-acara Komik
Gambar bisa bicara seribu makna. Jadi bukan sekedar nampang kalo komikus-komikus Indonesia muncul di situs ini. Foto-foto yang diambil pada acara-acara komik tersebut bisa dikomentari, kalau kalian mau. Dan buat yang punya koleksi foto dokumentasi acara komik lainnya, kirimkan juga ke situs ini untuk berbagi dengan yang lainnya.Ahhhh... indicomic.com... memang situs suka-suka...
Komik Tak Pernah MatiOleh Donny Anggoro
Komik Indonesia boleh saja mengalami masa surut sejak 1980-an. Komik Indonesia boleh saja kalah pamor dengan serbuan komik asing, terutama komik manga dan produk-produk anime dari Jepang. Komik Indonesia juga boleh saja sulit diproduksi sehingga banyak penerbit lebih suka menerbitkan komik impor. Di tengah-tengah gempuran demikian, komik Indonesia diam-diam terus menggeliat, terutama gerakan komik underground. .
Tentang komikus Oleh Anto Motulz
Pembuat komik Kapten Bandung, komik yang sekian lama belum sempat dirampungkannya (mungkin karena terlalu sibuk jadi art director buat iklan?).Tertangkap basah ada di 'friendster', indicomic.com langsung memaksanya untuk menjawab beberapa pertanyaan untuk dibagi-bagi ke semua pengunjung situs yang gak jelas ini. Bwehh.. .
Komik vs Animasioleh Hafiz Ahmad
Dari Talkshow di Festival Buku JatinangorKomik vs AnimasiDari Talkshow di Festival Buku Jatinangor 2004, 6 Mei 2004Pada tanggal 6 Mei yang lalu, saya dan Salman diundang sebagai pembicara dalam talkshow bertema "Komik vs Animasi" yang diadakan Himpunan Mahasiswa Ilmu Informasi dan Komunikasi - Universitas Padjadjaran, sebagai bagian dari acara Festival Buku Jatinangor 2004 di kampus Unpad di Jatinangor. Talkshow sendiri berlangsung santai di GOR Pakuan, dan diisi dengan dua sesi materi serta ditutup dengan sesi tanya jawab.
Dalam Bayangan Mangaoleh Seno Gumira Ajidarma Benarkah komik Indonesia tidak ada lagi sekarang? Masalahnya, apakah yang disebut komik Indonesia itu? Jika yang dimaksud adalah komik yang dibuat oleh orang Indonesia, maka sebetulnya banyak juga komik Indonesia itu : bahkan termasuk yang sangat berkepribadian, dan karena itu mempunyai identitas yang mandiri. Dalam hal ini bisa saya sebut misalnya dua buku seri Tomat (“Perang” dan “Sakit”) karya Libra, nama samaran Rachmat Riyadi. Namun saya justru tertarik dengan fenomena komik Indonesia yang tidak berkepribadian dan tidak mempunyai identitas mandiri, yang dibuat para seniman komik yang tidak merasa bikin komik jika komiknya belum mirip sekali dengan komik-komik Jepang alias manga.
Rabu, 30 Januari 2008
Kuark
PT KUARK INTERNASIONAL
adalah sebuah usaha swasta nasional yang bergerak di bidang penyelenggaraan program-program edukasi. Didukung dan dikendalikan pakar serta profesional yang kompeten dan berdedikasi pada bidang masing-masing. Mengibarkan visi pendidikan yang berorientasi pada peningkatan kualitas kompetensi anak didik, khususnya sains. Mengemban misi mendekatkan dunia sains pada anak melalui media yang familiar/akrab bagi anak-anak.
KOMIK SAINS KUARK
| |
Lebih lanjut |
Sinopsis Kungfu Boy
Komik ini mengambil setting di negeri China saat masih dikuasai oleh Kaisar, bercerita tentang petualangan Chinmi dalam menuntu ilmu kungfu. Chinmi berguru di Kuil Dairin yang merupakan salah satu kuil yang selalu menghasilkan jagoan-jagoan kungfu yang diperhitungkan di dunia persilatan China. Suatu Pagi Chinmi diajak oleh Pak Tua untuk menemui Riki, seorang pebeladiri yang pandai menggunakan tongkat, disitulah ia belajar menggunakan tongkat hingga akhirnya dia mampu mengimbangi Riki. Tidak lama setelah itu Riki mengajak Chinmi untuk bertemu dengan guru Soshu, guru yang mengajari Riki ilmu tongkat dan disitulah ia pertama kalinya bertemu dengan Sie Fan yang kelak menjadi salah satu sahabat Chinmi. Perjalanan Chinmi untuk mengembangkan ilmunya, menuntut dia untuk berguru pada Guru Yosen, seorang pendekar kungfu tua yang sangat dikenal oleh kalangan pendekar Kuil Dairin. Walaupun cuma sebentar, namun kontribusi Guru Yosen tentang pertarungan yang sebenarnya, membuat Chinmi merasa harus menuntut ilmu lebih banyak lagi. Suatu ketika tiba-tiba Kuil Dairin diserang oleh seseorang bernama Oudow yang ternyata adalah mantan murid dari Kuil dairin dan termasuk salah satu murid guru Yosen. Pak Tua yang sudah tidak melihat harapan apapun karena semua orang dikuil dairin tidak ada yang mampu melawan Oudow dengan sengaja membuka segel Dewa Petir dan memberikan jurus tersebut kepada Chinmi. Dewa Petir adalah jurus terlarang yang mampu mencabut nyawa lawan apabila lawan terkena jurus tersebut dan Chinmi akhirnya berhasil mengalahkan Oudow menggunakan Dewa Petir tetapi tekanan mental yang didapat Chinmi membuat Chinmi meninggalkan Kuil Dairin hingga akhirnya diketahui bahwa Oudow tidak mati sehingga Chinmi dapat kembali ke Kuil Dairin. Tidak lama setelah kejadian tersebut Chinmi akhirnya diangkat menjadi guru dan mempunyai murid-muridnya sendiri tetapi tiba-tiba Chinmi mendapat panggilan dan dikirim menuju kota Nazil untuk melawan Pasukan Serigala Angin dan Chinmi dengan baiknya menyelesaikan tugas tersebut yang akhirnya membuat nama Chinmi mulai didengar dinegeri itu.
Langganan:
Postingan (Atom)